Delapan Ton Sampah Diangkat dari Kali bekasi
Delapan Ton Sampah Diangkat dari Kali bekasi. Kalangan masyarakat dan sejumlah unsur terkait mengevakuasi tumpukan
sampah seberat delapan ton dari bantaran Sungai Cikeas dan Kali Bekasi,
Rabu (14/11) sore. Sampah-sampah itu berpotensi memicu banjir saat musim
hujan.
“Apabila penumpukan sampah di Bendung Koja ini tidak segera diatasi, perumahan di sepanjang bantarannya bisa terkena banjir,” papar Ketua Komunitas Peduli sungai Cileungsi-Cikeas Puarman di Bekasi, Jawa Barat, Rabu.
Sejumlah permukiman penduduk yang berpotensi banjir itu di antaranya berada di Kabupaten Bogor yakni Vila Nusa Indah 3, Vila Mahkota Pesona dan sebagian perumahan di Kota Bekasi yakni Puri Nusaphala dan Perumahan Mandosi. Untuk mengantisipasi ancaman banjir di empat lokasi perumahan tersebut, Puarman mengatakan, sejumlah komponen masyarakat telah bergerak melakukan gerakan bersih sampah di Bendung Koja.
“Bendung Koja terletak di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, namun sampah yang menumpuk di bendung tersebut juga mengancam perumahan yang ada sebelum Bendung Koja, khususnya di empat perumahan itu,” ujar Puarman.
Di bawah Koordinasi Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikea (KP2C), gerakan bersih sampah di bendung Koja digelar dengan melibatkan komponen yang berasal dari unsur KP2C, Pemerintah Desa Bojongkulur, Tim Penanggulangan Bencana Desa (TPBDes) Bojongkulur. Juga ada unsur Kepolisian Sektor Gunung Putri, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bojongkulur, Karang Taruna Bojongkulur, penjaga bendung, Tagana Bojongkulur, dan masyarakat sekitar.
“Melalui gerakan bersih sampah di Bendung Koja, diharapkan banjir tidak akan melanda perumahan di bantaran Sungai Cikeas sepanjang musim hujan ini,” ujarnya.
Tumpukan sampah tersebut selanjutnya dievakuasi petugas terkait menggunakan empat truk. Kapasitas truk masing-masing sekitar dua ton sampah. Selanjutnya sampah diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdekat.
Puarman mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Khususnya aliran sungai di sekitar rumahnya dengan tidak membuang sampah sembarangan. “Peran masyarakat dalam menjaga lingkungan ini penting agar peristiwa tumpukan sampah ini tidak kembali terulang,” ungkapnya.
“Apabila penumpukan sampah di Bendung Koja ini tidak segera diatasi, perumahan di sepanjang bantarannya bisa terkena banjir,” papar Ketua Komunitas Peduli sungai Cileungsi-Cikeas Puarman di Bekasi, Jawa Barat, Rabu.
Sejumlah permukiman penduduk yang berpotensi banjir itu di antaranya berada di Kabupaten Bogor yakni Vila Nusa Indah 3, Vila Mahkota Pesona dan sebagian perumahan di Kota Bekasi yakni Puri Nusaphala dan Perumahan Mandosi. Untuk mengantisipasi ancaman banjir di empat lokasi perumahan tersebut, Puarman mengatakan, sejumlah komponen masyarakat telah bergerak melakukan gerakan bersih sampah di Bendung Koja.
“Bendung Koja terletak di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, namun sampah yang menumpuk di bendung tersebut juga mengancam perumahan yang ada sebelum Bendung Koja, khususnya di empat perumahan itu,” ujar Puarman.
Di bawah Koordinasi Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikea (KP2C), gerakan bersih sampah di bendung Koja digelar dengan melibatkan komponen yang berasal dari unsur KP2C, Pemerintah Desa Bojongkulur, Tim Penanggulangan Bencana Desa (TPBDes) Bojongkulur. Juga ada unsur Kepolisian Sektor Gunung Putri, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bojongkulur, Karang Taruna Bojongkulur, penjaga bendung, Tagana Bojongkulur, dan masyarakat sekitar.
“Melalui gerakan bersih sampah di Bendung Koja, diharapkan banjir tidak akan melanda perumahan di bantaran Sungai Cikeas sepanjang musim hujan ini,” ujarnya.
Tumpukan sampah tersebut selanjutnya dievakuasi petugas terkait menggunakan empat truk. Kapasitas truk masing-masing sekitar dua ton sampah. Selanjutnya sampah diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdekat.
Puarman mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Khususnya aliran sungai di sekitar rumahnya dengan tidak membuang sampah sembarangan. “Peran masyarakat dalam menjaga lingkungan ini penting agar peristiwa tumpukan sampah ini tidak kembali terulang,” ungkapnya.
Komentar
Posting Komentar