Musim Hujan Menyebabkan Inflasi di Sumbar
Musim Hujan Menyebabkan Inflasi di Sumbar. Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Sumatra Barat sejak
Oktober 2018 berpengaruh pada tingkat inflasi. Setelah mengalami
deflasi selama dua bulan berturut-turut, Agustus-September, Sumbar
mencatatkan inflasi pada Oktober sebesar 0,81 persen (mtm). Angka ini
naik dibandingkan capaian September 2018 yang mengalami deflasi sebesar
0,30 persen (mtm).
Anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, Bimo Epyanto, menyebutkan bahwa kenaikan harga sejumlah komoditas menyumbang kontribusi untuk memompa angka inflasi. Cabai merah misalnya, mengalami kenaikan harga karena seretnya pasokan dari sentra produksi akibat cuaca buruk. Harga beras juga melonjak karena hujan deras menghambat panen dan menghalangi proses pengeringan gabah.
“Penyumbang inflasi terutama beras, cabai merah, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam ras. Bulog selama Oktobe juga melakukan operasi pasar untuk komoditas beras sebanyak 1.141 ton,” terang Bimo.
Badan Pusat Statistik (BPS) merangkum, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama Oktober 2018 di Kota Padang antara lain cabai merah, beras, bensin, tarif sewa motor, tomat sayur, batu bata, petai, hingga emas perhiasan. Sementara komoditas yang harganya merangkak naik di Bukittinggi, seperti cabai merah, beras, jeruk, bensin, sewa rumah, hingga ikan tongkol.
Lebih rinci lagi, cabai merah mengalami kenaikan harga hingga 16,1 persen di Kota Padang dan 37,64 persen di Kota Bukittinggi. Masing-masing menyumbang inflasi sebesar 1,4 persen dan 0,57 persen. Sementara beras mengalami kenaikan harga hingga 2,5 persen di Padang dan 6,16 persen di Bukittinggi. Kenaikan harga beras sendiri memang terjadi secara perlahan dalam sebulan belakangan
Anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, Bimo Epyanto, menyebutkan bahwa kenaikan harga sejumlah komoditas menyumbang kontribusi untuk memompa angka inflasi. Cabai merah misalnya, mengalami kenaikan harga karena seretnya pasokan dari sentra produksi akibat cuaca buruk. Harga beras juga melonjak karena hujan deras menghambat panen dan menghalangi proses pengeringan gabah.
“Penyumbang inflasi terutama beras, cabai merah, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam ras. Bulog selama Oktobe juga melakukan operasi pasar untuk komoditas beras sebanyak 1.141 ton,” terang Bimo.
Badan Pusat Statistik (BPS) merangkum, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama Oktober 2018 di Kota Padang antara lain cabai merah, beras, bensin, tarif sewa motor, tomat sayur, batu bata, petai, hingga emas perhiasan. Sementara komoditas yang harganya merangkak naik di Bukittinggi, seperti cabai merah, beras, jeruk, bensin, sewa rumah, hingga ikan tongkol.
Lebih rinci lagi, cabai merah mengalami kenaikan harga hingga 16,1 persen di Kota Padang dan 37,64 persen di Kota Bukittinggi. Masing-masing menyumbang inflasi sebesar 1,4 persen dan 0,57 persen. Sementara beras mengalami kenaikan harga hingga 2,5 persen di Padang dan 6,16 persen di Bukittinggi. Kenaikan harga beras sendiri memang terjadi secara perlahan dalam sebulan belakangan
Komentar
Posting Komentar